OLD ENGLISH LITERATURE
(SASTRA INGGRIS KUNO)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Asal mula Inggris kuno (Old English) dari
kedatangan tiga rumpun bangsa jerman
yang menyerbu atau menjajah bangsa Inggris pada abad ke-5 setelah masehi.
Bangsa Jerman menyebrangi laut utara yang sekarang disebut Denmark dan Jerman
utara. Pada saat itu para pendududuk Inggris masih ngomong menggunakan bahasa
Cheltin. Tapi kebanyakan dari pembicara bahasaCheltin itu sebenarnya dipaksa
sama si penjajah dari wilayah barat dan timur, yang sekarang dikenal Wales,
Skotlandia, dan Irlandia. Mereka pada saat itu disebut “Englisc”, yang asalnya
dari kata “England” dan English.[1]
Pada periode Inggris Kuno (Old English) dalam sejarah dan sastra Inggris
mengalami beberapa tahap perkembangan karena adanya invasi dan suku-suku bangsa
lainnya.
Pada dasarnya makalah ini akan mengantarkan pada pembaca dalam memahami sejarah, budaya, tokoh-tokoh, ciri-ciri karya sastra serta beberapa contoh karya sastra pada masa Inggris kuno (Old English). Selanjutnya, pada akhir makalah ini diharapkan mampu memahami point-point tersebut.
Pada dasarnya makalah ini akan mengantarkan pada pembaca dalam memahami sejarah, budaya, tokoh-tokoh, ciri-ciri karya sastra serta beberapa contoh karya sastra pada masa Inggris kuno (Old English). Selanjutnya, pada akhir makalah ini diharapkan mampu memahami point-point tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana sejarah Inggris mulai
dari Suku Kelt hingga masuknya Anglo-Saxon?
2.
Siapa saja tokoh sastra pada
periode Inggris Kuno?
3.
Apa saja ciri-ciri karya Sastra
periode Inggris Kuno?
4. Apa saja contoh karya sastra
periode Inggris Kuno?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui sejarah
Inggris mulai dari Suku Kelt hingga masuknya Anglo-Saxon
2.
Untuk mengetahui siapa saja
tokoh sastra pada periode Inggris Kuno
3.
Untuk mengetahui ciri-ciri karya Sastra periode Inggris Kuno
4.
Untuk mengetahui karya sastra
periode Inggris Kuno
BAB 2
PEMBAHASAN
A. SEJARAH OLD ENGLISH
LITERATURE
1.
Latar Belakang
Sosial Masyarakat Inggris Kuno
Periode Inggris Kuno (Old
English) dalam sejarah dan sastra Inggris mengalami beberapa tahap
perkembangan karena adanya penyerbuan atau invasi dari suku-suku bangsa
lainnya. Pada mulanya kepulauan Britania hanya dihuni oleh campuran berbagai
ras, namun yang dominan adalah orang-orang Iberia yang berambut
kehitam-hitaman. Mungkin orang Inggris masih memiliki darah Iberia adalah
orang-orang Skotlandia dan Welsh.
Orang-orang Iberia
tersebut melampaui berbagai tingkat peradaban, dari zaman Batu sampai zaman
Logam, dari tingkat kehidupan berburu sampai ke tingkat bercocok tanam secara
menetap. Peninggalan peradaban orang-orang Iberia yang terkenal antara lain Maiden
Castle suatu pemukiman yang berbenteng, dan Stonehenge yang berupa
batu-batu besar yang diperkirakan tempat pemujaan. Kemajuan-kemajuan tersebut
diperkirakan karena hasil hubungan-hubungan langsung maupun tidak langsung
dengan orang-orang yang memiliki peradaban lebih tinggi (pedagang-pedagang dari
Mesopotamia) pada tahun 2500 SM.
Tetapi pada abad ke-7 SM sampai ke-3 SM
datanglah serbuan secara bergelombang dari suku-suku bangsa Kelt yang semula
merupakan suku pengembara. Semula mereka mendiami Jerman Barat laut dan
Belanda, kemudian menjelajah ke segala penjuru Eropa. Sebagian dari suku-suku
bangsa ini akhirnya menetap di Perancis, Italia, Spanyol dan negeri-negeri
Balkan dan sebagian lain menyeberangi lautan dan menyerbu kepulauan Britania
secara bergelombang.
2.
Hubungan antara orang Kelt dan Iberia
Orang-orang Kelt yang menyerbu kepulauan Britania itu pada
umumnya mempunyai bentuk tubuh yang lebih besar daripada orang-orang Iberia dan
warna rambutnya pun lebih muda. Hubungan antara orang-orang Kelt dan
orang-orang Iberia di kepulauan Britania pada mulanya adalah hubungan antara
penjajah dan yang dijajah, tetapi kemudian budaya mereka bercampur. Unsur-unsur
budaya Iberia yang dominan terdapat di daerah-daerah Wales, Cornwall, Irlandia,
dan pegunungan Skotlandia.
Orang-orang
Kelt hidup dari bercocok tanam, beternak, berburu dan mencari ikan, dan mereka
tinggal dalam perkampungan-perkampungan kecil yang disebut trevs yang
terdiri dari sejumlah keluarga. Orang-orang Kelt masih menganut aliran agama paganisme;
mereka percaya akan adanya rohroh yang mendiami bukit-bukit, gua-gua,
sumber-sumber air dan objek-objek lainnya. Mereka juga memiliki kasta pendeta
yang disebut Druids. Para pendeta itu berkuasa untuk menentukan bidang
pendidikan, peradilan, dan menghukum seseorang dengan pengusirannya dari
kelompok kesukuan.
Karena orang-orang Kelt
di Inggris pernah membantu suku-suku Kelt yang bermukim di Perancis sewaktu
Roma mengadakan penyerbuan ke Perancis, pada tahun 55 dan 54 SM bala tentara
Roma menyerbu Inggris. Salah satu tujuannya adalah agar suku-suku Kelt di Gaul (Perancis
sekarang) mengakui keunggulan bala tentara Roma. Dengan demikian Roma akan
lebih mudah menundukkan orang-orang Kelt di Gaul dan akhirnya dengan mudah
orang-orang Gaul akan ditundukkan dan di samping itu orang-orang Gaul akan
menyerap kebudayaan Latin.
Pada penyerbuan pertama
Inggris belum dikuasai karena bala tentara Roma segera ditarik kembali, tetapi
pada penyerbuan berikutnya (43 Masehi) dengan mudah tentara Roma menaklukkan
sebagian besar Inggris, hanya suku-suku Kelt yang mendiami Wales dan Skotlandia
yang sulit ditundukkan. Peninggalan-peninggalan Roma selama berkuasa di Inggris
antara lain Hadrian Wall, sebuah tembok pertahanan yang dibangun di
sepanjang perbatasan Inggris utara pada Tahun 12 Masehi; pembangunan jaringan
jalan raya yang menghubungkan sistem perbentengan yang masingmasing dijaga
tentara reguler. Sistem ini sering disebut Pax Romana. Pax Romana sangat
menguntungkan karena peradaban Roma dapat merasuk ke kehidupan orang-orang Kelt
di Inggris. Salah satu pengaruh terpenting dari peradaban Roma adalah masuknya
agama Kristen dalam abad ke-4.
3.
Masuknya Suku Anglo-Saxon ke Britania
Pada permulaan abad ke-5
tentara Roma ditarik seluruhnya dari Inggris karena keadaan di pusat
pemerintahan Roma sudah merosot dan goyah. Kemerosotan tersebut disebabkan oleh
berbagai masalah ekonomi dan politik, dan juga karena serangan suku-suku
Germanik yang semakin gencar. Orang-orang Kelt dari suku Briton yang telah
menyerap kebudayaan Roma ditinggalkan. Pada masa kekosongan kekuasaan itu,
datanglah serbuan besarbesaran suku-suku Germanik dari daratan Eropa dan menghancurkan
sisasisa kebudayaan Roma yang masih ada.
Orang-orang Germanik
yang terdiri dari suku-suku Jute, Angle, dan Saxon lebih dikenal dengan nama
suku-suku Anglo Saxon. Suku Jute mulamula berasal dari Jutland di
Denmark Utara, tetapi sebagian kemudian pindah ke Frisia, daerah pantai Jerman
Utara dan Belanda. Sedangkan suku-suku Angle dan Saxon berasal dari sebagian
daerah pantai Denmark dan Jerman Utara di sekitar muara sungai Elbe. Meskipun
suku-suku Anglo-Saxon mempunyai nama yang berbeda-beda mereka mempunyai
kebudayaan, termasuk bahasanya yang hampir sama. Mereka menyembah dewa-dewa
yang sama, antara lain Thor dan Woden. Mereka juga memiliki sastra lisan yang
sama, misalnya tentang cerita Pahlawan Beowulf yang kisah seluruhnya
berlangsung di Skandinavia. Kesusastraan lisan ini baru ratusan tahun kemudian
dituliskan oleh para rokhaniwan Kristen.
Orang-orang Anglo-Saxon
seperti halnya suku-suku Germanik lainnya kebanyakan hidup bertani, nelayan
atau bajak laut. Tujuan utama penyerbuan ke Inggris adalah untuk mencari
tanah-tanah pertanian yang subur. Kedatangan mereka dibagi menjadi dua
gelombang. Gelombang pertama dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang
merupakan pelopor dan gelombang kedua dilakukan oleh petani-petani beserta
keluarganya yang datang untuk menetap.
Karena suku-suku
Anglo-Saxon masih tergolong berperadaban rendah, mereka enggan tinggal di
kota-kota dan lebih suka tinggal dalam gubukgubuk kayu di perkampungan. Pada
saat penyerbuan orang-orang AngloSaxon banyak bangunan peninggalan Roma
dihancurkan dan sebagian hancur karena tidak terpelihara. Pada abad ke-6
penyerbuan suku-suku Anglo-Saxon ke Inggris mereda dan timbullah kelompok-kelompok
tersebut kemudian menjadi kerajaan-kerajaan yang disebut Anglo-Saxon
Heptarchy, yang berarti tujuh kerajaan. Nama-nama kerajaan tersebut antara
lain Northumbia, Mercia, East Anglia, Kent, Essex, Sussex, dan Wessex.
Pada periode Inggris
kuno penyebaran agama Kristen mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam
perkembangan sastra dan kebudayaan Inggris. Agama Kristen masuk di kalangan
orang-orang Anglo-Saxon menjelang akhir abad ke-6 dari dua jurusan, yaitu dari
Selatan dan dari Utara. Penyebaran agama Kristen dari jurusan Selatan diawali
dengan pendaratan Augustinus dari Roma dengan 46 pengikutnya di daerah Kent,
Inggris Selatan, tahun 597. Di daerah Kent Augustinus mendirikan tahta
keuskupan agung di Canterbury sebagai pusat agama Kristen di Anglo-Saxon dan
pangkal penyebaran agama Kristen ke seluruh negeri.
Sedangkan dari arah
Utara penyebaran agama Kristen dimulai dari Skotlandia Barat dan kemudian masuk
ke Northumbria pada tahun 635 melalui seorang misionaris bernama Aidan. Berkat
penyebaran agama Kristen di Inggris oleh Gereja, ilmu pengetahuan agama maupun
sekuler maju pesat di Northumbria. Di kerajaan tersebut terdapat seorang
ilmuwan bernama Bede (673 – 735). Bede dikenal sebagai Bapak Sejarah Inggris
karena ia mengarang Sejarah Kegerejaan Bangsa Inggris, yang ditulis dalam
bahasa Latin dan yang mengisahkan riwayat penyebaran agama Kristen di seluruh
Inggris. Di samping ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kesenian juga berkembang
karena pengaruh gereja. Kesusastraan Anglo-Saxon yang sebelumnya hanya
berbentuk lisan mulai dituliskan oleh para rokhaniwan. Karya-karya sastra serta
tulisan-tulisan baru dalam bahasa pribumi mulai banyak dihasilkan berkat
pengaruh gereja.
B. CIRI-CIRI KARYA SASTRA
INGGRIS KUNO
Kesusastraan Inggris kuno
dikenal juga dengan nama kesusastraan Anglo-saxon karena kesusastraan itu
dibawa oleh suku-suku germanik dari negeri asalnya di daratan Eropa.[2]Disamping
itu karya-karya sastra Anglo-Saxon dapat tersimpan dalam bentuk tulisan
tersebut berkat biarawan-biarawan Kristen yang mengumpulkan serta menuliskan
hasil-hasil kesusastraan tersebut.
Adapun kesusastraan Inggris kuno dibagi menjadi dua golongan yaitu prosa
dan puisi.
1.
Prosa
Karya prosa bahasa
Inggris diawali oleh kode hukum Raja
Aethelberht I dari Kent, yang ditulis dalam beberapa tahun kedatangan di
Inggris (597) St Agustinus dari Canterbury. Selanjutnya, prosa pada abad ke-7th
dan ke-8th Century, lebih menekankan aspek praktis dalam karakter.
Menurut Cuthbert seorang biarawan di Jarrow, Bede pada saat kematiannya baru
saja selesai menterjemahkanInjil dari
St. John, meskipun ini tidak berkelanjutan.[3]
Dua saluran medis, Herbarium dan Medicina de quadrupedibus, sangat mungkin
berasal dari abad ke-8.
Awal Penterjemahan ke dalam bahasa Inggris
paling awal tanggal prosa sastra dari akhir abad ke-9, ketika Raja Alfred ingin
meningkatkan kemampuan dalam belajar bahasa Inggris.Alfred sendiri
menerjemahkan The Pastoral St. Gregorius I the great, the Consolation of
Philosophy of Boethius, the Soliloquies Santo Agustinus dari Hippo, and the the
first 50 Psalms.[4]
Karya Sastra Prosa dari pertengahan sampai akhir abad ke-10 dikaitkan
dengan Reformasi Benedictine, yakni sebuah gerakan untuk menegakkan ketertiban
dan disiplin di biara yang dianggap telah tumbuh lemah.[5]
Penulis terbesar dan paling produktif dari periode ini adalah muridnya Aelfric,
seorang biarawan di Cerne dan kemudian kepala biara Eynsham, yang
karya-karyanya meliputi tiga siklus 40 homili setiap (Katolik Homilies, 2 vol.,
Dan Kehidupan Orang Suci), serta homili tidak dalam siklus ini; tata bahasa
Latin; sebuah risalah pada waktu dan sejarah alam; surat pastoral; dan beberapa
terjemahanNya Latin disertakan dengan versi Inggris Kuno oleh glossarist
anonim, memberikan sekilas fasci-nating ke Anglo-Saxon kelas monastik.[6]
Aelfric menulis dengan kejernihan dan keindahan yang menakjubkan, dengan menggunakan perangkat retoris sastra Latin sangat sering tanpa adanya kesombongan. Selain itu, Wulfstan, Uskup Agung York, menulis kode hukum, baik sipil dan gereja, dan sejumlah homili, termasuk Anglo iklan Sermo Lupi ( "Alamat Wulf untuk Inggris"), sebuah kecaman ganas moral waktunya. Untuk menilai dari jumlah naskah yang masih ada, dia dan Aelfric yang sangat populer.
Byrhtferth dari Ramsey menulis beberapa karya Latin dan Enchiridion itu, buku teks pada kalender terkenal karena gaya hiasan. Berbagai karya anonim, beberapa kualitas yang sangat tinggi, yang diproduksi pada periode ini, termasuk homili, kehidupan orang-orang kudus, dialog, dan terjemahan dari karya-karya seperti Injil.
Aelfric menulis dengan kejernihan dan keindahan yang menakjubkan, dengan menggunakan perangkat retoris sastra Latin sangat sering tanpa adanya kesombongan. Selain itu, Wulfstan, Uskup Agung York, menulis kode hukum, baik sipil dan gereja, dan sejumlah homili, termasuk Anglo iklan Sermo Lupi ( "Alamat Wulf untuk Inggris"), sebuah kecaman ganas moral waktunya. Untuk menilai dari jumlah naskah yang masih ada, dia dan Aelfric yang sangat populer.
Byrhtferth dari Ramsey menulis beberapa karya Latin dan Enchiridion itu, buku teks pada kalender terkenal karena gaya hiasan. Berbagai karya anonim, beberapa kualitas yang sangat tinggi, yang diproduksi pada periode ini, termasuk homili, kehidupan orang-orang kudus, dialog, dan terjemahan dari karya-karya seperti Injil.
2.
Puisi
Hampir semua puisi Inggris Kuno ditulis dalam
satu meter, empat stres dengan sintaksis, atau penggalan antara tekanan kedua
dan ketiga, dan dengan aliterasi yang menghubungkan kedua bagian baris. Pola
ini kadang-kadang divariasikan dengan garis enam stres. puisi adalah rumusan
yang menggambarkan pada seperangkat frase saham dan pola kalimat, menerapkan
julukan standar untuk berbagai kelas karakter, dan menggambarkan pemandangan
dengan gambar seperti berulang sebagai elang dan serigala, yang menunggu selama
pertempuran untuk berpesta bangkai, dan es dan salju, yang muncul dalam lanskap
untuk sinyal kesedihan. Dalam puisi terbaik formula tersebut, jauh dari
membosankan, memberikan kesan kuat dari kekayaan budaya yang bisa digambarkan
seorang penyair. perangkat standart lainnya puisi ini adalah kenning, nama
kiasan untuk hal itu, biasanya dinyatakan dalam kata benda majemuk (misalnya,
angsa-jalan yang digunakan untuk nama laut); dan variasi, mengulangi dari satu
ide dalam kata-kata yang berbeda, dengan masing-masing pengulangan menambahkan
tingkat baru makna. Bahwa teknik ayat ini berubah sedikit selama 400 tahun
produksi sastra menunjukkan konservatisme ekstrim budaya Anglo-Saxon.[7]
Lebih
dari separuh puisi Anglo-Saxon merupakan puisi keagamaan. Sebagian besar puisi
ini merupakan terjemahan dan saduran dari kitab-kitab perjanjian lama dan baru,
kisah orang-orang suci, dan sajak-sajak yang paling utama berasal dari
daerah-daerah Northumbria dan Mercia dan diciptakan dalam abad ke-7 dan ke-8.
Struktur puisi Inggris kuno berbeda puisi Inggris Kuno mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut.
a.
Unit matra terdiri dari satu
baris, yang secara tetap berisi empat suku kata bertekanan keras, dan jumlah
suku kata tidak bertekanan tidak menentu.
b.
Setiap baris dibagi menjadi dua
bagian, masing-masing bagian dengan dua tekanan keras
c.
Dua atau tiga suku kata
bertekanan pada setiap baris dimulai dengan bunyi konsonan yang sama yaitu,
adanya aliterasi
d.
Sajak Puisi Inggis Kuno
biasanya tidak memiliki rima.
Kebanyakan puisi Inggris Kuno yang dipelihara dalam empat naskah
dari akhir abad ke-11 ke-10 dan awal. The Beowulf Manuskrip (British Library)
mengandung Beowulf, Judith, dan tiga saluran prosa; Exeter Book (Katedral Exeter)
adalah pertemuan berbagai lirik,
teka-teki, puisi didaktik, dan narasi agama; yang Junius Manuskrip (Bodleian
Library, Oxford) juga disebut Caedmon Manuskrip.
Beowulf adalah salah satu karya sastra pada masa Inggris Kuno yang
menceritakan pertempuran Beowulf, seorang pangeran dari Geats (sebuah suku di
daerah yang sekarang selatan Swedia), melawan monster Grendel, ibu Grendel itu,
dan naga bernafas api. Kumpulan catatan kegiatan berisi beberapa ayat bersifat
sajak sedih terbaik dalam bahasa, dan, dengan menetapkan cerita yang luar biasa
dengan latar belakang sejarah di mana kemenangan selalu bersifat sementara dan
perselisihan selalu diperbaharui, penyair memberikan keseluruhan bersifat sajak
sedih. Beowulf juga
merupakan salah satu puisi agama terbaik, bukan hanya karena ayat-ayat
eksplisit Kristen, tetapi juga karena musuh mengerikan Beowulf digambarkan
sebagai musuh Allah dan Beowulf dirinya sebagai juara Allah. narasi heroik
lainnya yang terpisah-pisah. The Battle of Finnsburh dan Waldere hanya cukup tetap
untuk menunjukkan bahwa, ketika seluruh, mereka pasti cepat dan pengadukan.
Beberapa puisi berurusan dengan sejarah Inggris dan pra-disajikan di
Anglo-Saxon Chronicle, yang
paling penting adalah "The Battle of Brunanburh," sebuah pujian pada
kesempatan kemenangan Raja Athelstan atas koalisi Viking dan Skotlandia di
937.But puisi sejarah terbaik adalah tidak dari Anglo-Saxon Chronicle.The
Pertempuran Maldon, yang menggambarkanKekalahan dari Aldorman Byrhtnoth dan
banyak pasukannya di tangan penjajah Viking di 991, menemukan kekalahan
kesempatan untuk merayakan heroik, kontras penentuan banyak thanes Byrhtnoth
untuk membalas kematiannya atau mati dalam upaya dengan sikap pengecut dari
orang lain yang meninggalkan lapangan.
C.
TOKOH-TOKOH SASTRA INGGRIS KUNO
Dalam perkembangannya Sastra Inggris Kuno, terdapat banyak tokoh yang
menjadi jembatan penyalur karya sastra pada masa tersebut. Tetapi, terdapat
beberapa tokoh yang dapat dibilang terkenal karena karya-karyanya ada masa
Inggris Kuno.
1.
Raja Alfred
Raja Alfred merupakan seorang raja yang terkenal pada eranya dikarenakan
beliau adalah peletak batu pertama prosa Inggris dan kemudian diteruskan oleh
Aelfric dan Wulfstan. Beliau merupakan seorang pelopor penerjemahan karya-karya mereka
dari bahasa Latin ke bahasa Inggris diabad ke-9. Pada masa ini, raja Alfred
memerintah West Saxon antara tahun 871 dan 906. Proses penerjemahan ini
bertujuan untuk memulihkan kebudayaan bangsa Inggris yang hancur akibat
serangan yang bertubi-tubi oleh bangsa Skandinavia. Buku yang pertama
diterjemahkan adalah “Pastoral Care”
karya Paus Gregorius. Kemudian Raja Alfred menterjemahkan “Eclesiastical History of English People” karangan Bede.
Raja Alfred juga meminta untuk mencatat kejadian penting yang terjadi dan
catatan ini diteruskan hingga 200 tahun setelah Raja Alfred meninggal. Catatan
ini disebut “Anglo-Saxons Chronicle”
yang berupa prosa awal Inggris. Kemudian karya sastra “Universal History and Geography” karya Orosius dan “Consolation of Philosophy” karya
Boethius.
2.
Aldhelm (650-709)
Beliau adalah seorang sarjana lulusan sekolah Canterbury. Serta menurut
sejarah, beliau merupakan murid dari Abbot Haderian yang merupakan seorang
pendeta dari Afrika. Kemudian juga berguru kepada Theodore yang merupakan seorang
pendeta Yunani. Di samping menulis prosa, Aldhelm juga dikenal sebagai seorang
penyair dan banyak mengenal penyair-penyair Latin klasik serta kitab-kitab
suci. Dalam tulisan-tulisannya baik prosa maupun puisi. Dalam penulisan karya
sastranya, Aldhelm banyak menggunakan bahasa kiasan seperti permajasan,
metafor, alusi, dan sebagainya.
Misalnya, the golden
necklace of virtues, the white jewels of merit, the
purple flowers of modesty, the swanlike whiteness of old age, the opening of
the gate of dumb silence, the shining lamps of chastity in which the oil of modesty burns.
Contoh-contoh di atas merupakan bahasa metafor karena Aldhelm
membandingkan dua hal atau ide yang berbeda: kalung (necklace)
dibandingkan dengan kebajikan (virtues), mutiara (jewel) dengan kebaikan
(merit), bunga ungu (purple flowers) dengan kesederhanaan (modesty), warna
putih angsa (swan) dengan usia lanjut (old age), dan sebagainya.
purple flowers of modesty, the swanlike whiteness of old age, the opening of
the gate of dumb silence, the shining lamps of chastity in which the oil of modesty burns.
Contoh-contoh di atas merupakan bahasa metafor karena Aldhelm
membandingkan dua hal atau ide yang berbeda: kalung (necklace)
dibandingkan dengan kebajikan (virtues), mutiara (jewel) dengan kebaikan
(merit), bunga ungu (purple flowers) dengan kesederhanaan (modesty), warna
putih angsa (swan) dengan usia lanjut (old age), dan sebagainya.
3.
Venerable Bede (672-735)
Bede merupakan seorang penulis prosa yang berasa dari Northumbria. Bede
merupakan seorang ahli teologi dan sejarah kristen terbaik pada zamannya, yang
memiliki darah Angle. Namun, bede dibesarkan di Wearmouth Abbey dan kemudian
menghabiskan masa remajanya di biara Jarrow. Bede dikenal banyak mempelajari
warisan kebudayaan Eropa. Beliau merupakan seorang yang memiliki minat akan
pengetahuan yang beraneka ragam.
Dalam hal karya sastra, terdapat sebuah karya utama yang merupakan sebuah
risalat tentang mantra, ilmu pengetahuan kronologi abad Kristen yang ditulis
berdasarkan studi astronomi, martyrologi, riwayat wali gereja di Wearwouth dan
Jarrow, riwayat Saint Cuthbert, dan the Ecclesiastical History of Angles.
Kemudian, Bede juga memiliki
karya-karya yang menarik berupa sejarah dan biografi. Dari segi tulisan, konsepsi
dan gaya tulisan Bede adalah impersonal, jelas, dan sederhana dan yang sangat
menonjol adalah tingkat inteligensinya.
Karya Bede yang terbaik pada zamannya adalah Ecclesiastical History, dimana buku ini membahas tentang masalah
konversi (perpindahan agama) dan persaingan kekuasaan antara Roma dan Irlandia
yang akhirnya dimenangkan oleh gereja Roma. Dalam penulisannya, buku ini
menggunakan sudut pandang agama pada masa kejayaan Julius Cesar serta pada
tahun 731 yang merupakan tahun wafatnya Bede.
4.
Alcuin (730-804)
Beliau merupakan seorang prosais yang berasal dari Northumbria dan
dibesarkan di York. Alcuin meninggalkan negaranya ketika peradaban kuno suku
Angle akan punah karena penyerbuan orang-orang Danish (Denmark) yang
memporakporandakan biara-biara dan pusat-pusat studi.
Sebagian besar karya-karya Alcuin
ditujukan kepada Charlemagne
(Charles the Great), dengan nama samaran David atau membandingkan
Charlemagne dengan Homer, dan dirinya dengan nama samaran Flaceus
(Horace).
(Charles the Great), dengan nama samaran David atau membandingkan
Charlemagne dengan Homer, dan dirinya dengan nama samaran Flaceus
(Horace).
Karya-karya Alcuin banyak membahas tentang gramatika, retorik, dialektik, dan karya-karya
lainnya berupa dialog atau catechism (mengajar atau menguji dengan banyak bertanya).
Terkadang dialog terjadi antara siswa pemuda Saxon dan siswa pemuda Frank, dan
antara Alcuin dan Charlemagne, atau antara Alcuin dan Pepin, putra sang Kaisar.
Seringkali bentuk-bentuk pertanyaannya sangat mirip dengan teka-teki (riddles),
suatu bukti selera suku Anglo-Saxon yang sangat kuat, dan jawaban-jawabannya hampir
selalu dalam bentuk parafrase atau metafor.
D. CONTOH KARYA SASTRA
INGGRIS KUNO
Beowulf
Beowulf
adalah seorang pahlawan diabad pertengahan yang kisahnya diketahui lewat sebuah
puisi panjang. Puisi ini dijadikan puisi nasional bangsa Inggris untuk
melestarikan budaya leluhurnya. Di Inggris, puisi ini juga diwajibkan dibaca
murid-murid sekolah atas.
Puisi
Beowulf mengisahkan perjalanan hidup seorang pahlawan mulai sejak dia masih
muda sampai kematianya yang heroic. Meski ditulis dengan bahasa Inggris kuno,
setting tempatnya berada didaerah Skandinavia, di sekitar Swiss dan Denmark.
Penulis naskah puisi dalam bentuk manuskrip ini hinga sekarang tidak diketahui.
Tapi pemilik pertama manuskrip Beowulf yang dikenal adalah seorang sastrawan
bernama Laurence Nowell yang hidup di abad ke 16.
Meski
disebut sebagai manuskrip asli, tapi banyak dari kalangan yang menyebut jika
naskah tersebut bukanlah yang benar-benar asli.naskah pertama tersebut sebagian
besar hancur karena kebakaran yang menimpa Cotton Library di Ashburnham House
tahun 1731. Sebuah terjemahan juga pernah dibuat oleh sastrawan Islandia
bernama Grimur Jonsson Thorkelin, tahun 1786, dan dipublikasikan pada tahun
1815 atas dukungan pemerintah Denmark.
Sejarah
Beowulf dipercaya benar-benar terjaid sekitar abad 675 M. sementara manuskrip
pertama ditulis sekitar abad 1000 M. dari perspektif sejarah kisah ini
diyakini diturunkan dari generasi ke generasi beriktnya secara lisan oleh para
pengelana dan para penyair. Oleh karenanya beberapa alterasi dalam kisahnya tak
pelak terjadi.
Perubahan
pertama yang yang diyakini terjadi, mulai dilakukan saat para pendeta menulis
kembali kisah Beowulf dengan sempalan idiom agamanya. Meskipun demikian, benang
merah kisahnya tetap terjaga dan dilestarikan oleh siapa saja yang
menuliskannya kembali.
Bahasa
dari puisi tersebut mengunakan paduan west saxon dan dialek Anglian dari bahasa
Inggris kuno seperti kebanyakan puisi lainnya dari decade tersebut. Panjangnya
pusis ini tentu sangat mengundang rasa penasaran orang tentang isi didalamnya.
Belum lagi fakta yang menyebutkan bahwa meski berbentuk puisi, isi didalamnya
sama sekali tidak memiliki rhyme dan tak berjudul pada mulanya.
Selama
lebih dari seratus tahun,studi tentang puisi Beowulf lebih ditekankan pada
pembelajaran tentang sejarah suku-suku bangsa Jerman dan pembelajaran
nahasa masa lampau. Namun tahun 1963, pengarang ynag kita kenal dengan karya
monumentalnya The Lord Of the Rings, J.R.R.Tolkien, mengubah sudut pandang
pembelajaran puisi tersebut menajdi lebih pada sisi literaturnya sejak ia
menerbitkan buku berjudul Beowulf : The Monster and the Critics. Tolkien bahkan
mengakui jika novel TLOR karyanya tersebut, banyak dipengaruhi oleh kisah dalam
puisi Beowulf.
Sebagai
satu-satunya puisi heroic jaman peninggalan bangsa anglo-saxon yang tersisa,
puisi Beowulf dinobatkan sebagai salah satu budaya peninggalan bangsa
Inggris yang berharga. Sebuah penggalian situs kuno pada tahun 1939 kemudian
menemukan bukti yang menguatkan legenda Beowulf. Sisa-sisa bangkai kapal,
pedang, helm, perisai, harpa dan barang-barang mewah lainnya ditemukan pada
situs yang diyakini sebagai tempat peristirahatan terakir Beowulf.
BAB 3
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Leubering, J. E. 2011. English
Literature from the Old English Period Through the Renaissance. New York: Britannica
Educational Publishing
Fulk, R. D dan Cain, Christopher M. A History of English Literature. United Kingdom: TJ International.
Suharno. Introduction to
English Literature.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2015. Sastra Inggris Kuno. 10 Februari 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Inggris_Kuno
Qadri, Naufal. 2014. Sastra
Inggris Kuno. 10 Februari 2017. http://naufalqadri.blogspot.co.id/2014/05/sastra-inggris-kuno_3.html
Periode Inggris Kuno. 10 Februari 2017. http://penapena-sastra.blogspot.co.id/2016/04/periode-inggris-kuno.html
Sejarah Singkat
Kesusateraan Inggris Kuno. 10 Februari 2017. http://bahenju.blogspot.co.id/2009/04/sejarah-singkat-kesusateraan-inggris.html
[1] Bbingline English,10 Januari 2017, Sejarah Bahasa Inggris dan
Perkembangannya sehingga menjadi bahasa internasional, hlm.3
[2] Dr. Suharno, M.Ed, Periode Inggris Kuno (Old English) dan
Pertengahan (Middle English), Semarang,1981,hlm. 46
[3] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English
Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen
Educational Publishing,2011, hlm. 29
[4] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English
Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen
Educational Publishing,2011, hlm. 31
[5]J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English
Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen
Educational Publishing,2011, hlm. 32
[6] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English
Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen
Educational Publishing,2011, hlm. 32
[7] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English
Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen
Educational Publishing,2011, hlm. 24
Tidak ada komentar:
Posting Komentar