Senin, 25 September 2017

History of English Literature (01) : Old English Literature





OLD ENGLISH LITERATURE
(SASTRA INGGRIS KUNO)

 




BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Asal mula Inggris kuno (Old English) dari kedatangan tiga rumpun bangsa  jerman yang menyerbu atau menjajah bangsa Inggris pada abad ke-5 setelah masehi. Bangsa Jerman menyebrangi laut utara yang sekarang disebut Denmark dan Jerman utara. Pada saat itu para pendududuk Inggris masih ngomong menggunakan bahasa Cheltin. Tapi kebanyakan dari pembicara bahasaCheltin itu sebenarnya dipaksa sama si penjajah dari wilayah barat dan timur, yang sekarang dikenal Wales, Skotlandia, dan Irlandia. Mereka pada saat itu disebut “Englisc”, yang asalnya dari kata “England” dan English.[1] Pada periode Inggris Kuno (Old English) dalam sejarah dan sastra Inggris mengalami beberapa tahap perkembangan karena adanya invasi dan suku-suku bangsa lainnya.

Pada dasarnya makalah ini akan mengantarkan pada pembaca dalam memahami sejarah, budaya, tokoh-tokoh, ciri-ciri karya sastra serta beberapa contoh karya sastra pada masa Inggris kuno (Old English). Selanjutnya, pada akhir makalah ini diharapkan mampu memahami point-point tersebut.
B.       RUMUSAN  MASALAH
1.      Bagaimana sejarah Inggris mulai dari Suku Kelt hingga masuknya Anglo-Saxon?
2.      Siapa saja tokoh sastra pada periode Inggris Kuno?
3.      Apa saja ciri-ciri karya Sastra periode Inggris Kuno?

4.      Apa saja contoh karya sastra periode Inggris Kuno?

C.      TUJUAN
1.      Untuk mengetahui sejarah Inggris mulai dari Suku Kelt hingga masuknya Anglo-Saxon
2.      Untuk mengetahui siapa saja tokoh sastra pada periode Inggris Kuno
3.      Untuk mengetahui  ciri-ciri karya Sastra periode Inggris Kuno
4.      Untuk mengetahui karya sastra periode Inggris Kuno


BAB 2
PEMBAHASAN

A.    SEJARAH OLD ENGLISH LITERATURE
1.      Latar Belakang Sosial Masyarakat Inggris Kuno
Periode Inggris Kuno (Old English) dalam sejarah dan sastra Inggris mengalami beberapa tahap perkembangan karena adanya penyerbuan atau invasi dari suku-suku bangsa lainnya. Pada mulanya kepulauan Britania hanya dihuni oleh campuran berbagai ras, namun yang dominan adalah orang-orang Iberia yang berambut kehitam-hitaman. Mungkin orang Inggris masih memiliki darah Iberia adalah orang-orang Skotlandia dan Welsh.
Orang-orang Iberia tersebut melampaui berbagai tingkat peradaban, dari zaman Batu sampai zaman Logam, dari tingkat kehidupan berburu sampai ke tingkat bercocok tanam secara menetap. Peninggalan peradaban orang-orang Iberia yang terkenal antara lain Maiden Castle suatu pemukiman yang berbenteng, dan Stonehenge yang berupa batu-batu besar yang diperkirakan tempat pemujaan. Kemajuan-kemajuan tersebut diperkirakan karena hasil hubungan-hubungan langsung maupun tidak langsung dengan orang-orang yang memiliki peradaban lebih tinggi (pedagang-pedagang dari Mesopotamia) pada tahun 2500 SM.
 Tetapi pada abad ke-7 SM sampai ke-3 SM datanglah serbuan secara bergelombang dari suku-suku bangsa Kelt yang semula merupakan suku pengembara. Semula mereka mendiami Jerman Barat laut dan Belanda, kemudian menjelajah ke segala penjuru Eropa. Sebagian dari suku-suku bangsa ini akhirnya menetap di Perancis, Italia, Spanyol dan negeri-negeri Balkan dan sebagian lain menyeberangi lautan dan menyerbu kepulauan Britania secara bergelombang.
2.      Hubungan antara orang Kelt dan Iberia
            Orang-orang Kelt yang menyerbu kepulauan Britania itu pada umumnya mempunyai bentuk tubuh yang lebih besar daripada orang-orang Iberia dan warna rambutnya pun lebih muda. Hubungan antara orang-orang Kelt dan orang-orang Iberia di kepulauan Britania pada mulanya adalah hubungan antara penjajah dan yang dijajah, tetapi kemudian budaya mereka bercampur. Unsur-unsur budaya Iberia yang dominan terdapat di daerah-daerah Wales, Cornwall, Irlandia, dan pegunungan Skotlandia.
            Orang-orang Kelt hidup dari bercocok tanam, beternak, berburu dan mencari ikan, dan mereka tinggal dalam perkampungan-perkampungan kecil yang disebut trevs yang terdiri dari sejumlah keluarga. Orang-orang Kelt masih menganut aliran agama paganisme; mereka percaya akan adanya rohroh yang mendiami bukit-bukit, gua-gua, sumber-sumber air dan objek-objek lainnya. Mereka juga memiliki kasta pendeta yang disebut Druids. Para pendeta itu berkuasa untuk menentukan bidang pendidikan, peradilan, dan menghukum seseorang dengan pengusirannya dari kelompok kesukuan.
Karena orang-orang Kelt di Inggris pernah membantu suku-suku Kelt yang bermukim di Perancis sewaktu Roma mengadakan penyerbuan ke Perancis, pada tahun 55 dan 54 SM bala tentara Roma menyerbu Inggris. Salah satu tujuannya adalah agar suku-suku Kelt di Gaul (Perancis sekarang) mengakui keunggulan bala tentara Roma. Dengan demikian Roma akan lebih mudah menundukkan orang-orang Kelt di Gaul dan akhirnya dengan mudah orang-orang Gaul akan ditundukkan dan di samping itu orang-orang Gaul akan menyerap kebudayaan Latin.
Pada penyerbuan pertama Inggris belum dikuasai karena bala tentara Roma segera ditarik kembali, tetapi pada penyerbuan berikutnya (43 Masehi) dengan mudah tentara Roma menaklukkan sebagian besar Inggris, hanya suku-suku Kelt yang mendiami Wales dan Skotlandia yang sulit ditundukkan. Peninggalan-peninggalan Roma selama berkuasa di Inggris antara lain Hadrian Wall, sebuah tembok pertahanan yang dibangun di sepanjang perbatasan Inggris utara pada Tahun 12 Masehi; pembangunan jaringan jalan raya yang menghubungkan sistem perbentengan yang masingmasing dijaga tentara reguler. Sistem ini sering disebut Pax Romana. Pax Romana sangat menguntungkan karena peradaban Roma dapat merasuk ke kehidupan orang-orang Kelt di Inggris. Salah satu pengaruh terpenting dari peradaban Roma adalah masuknya agama Kristen dalam abad ke-4.
3.      Masuknya Suku Anglo-Saxon ke Britania
Pada permulaan abad ke-5 tentara Roma ditarik seluruhnya dari Inggris karena keadaan di pusat pemerintahan Roma sudah merosot dan goyah. Kemerosotan tersebut disebabkan oleh berbagai masalah ekonomi dan politik, dan juga karena serangan suku-suku Germanik yang semakin gencar. Orang-orang Kelt dari suku Briton yang telah menyerap kebudayaan Roma ditinggalkan. Pada masa kekosongan kekuasaan itu, datanglah serbuan besarbesaran suku-suku Germanik dari daratan Eropa dan menghancurkan sisasisa kebudayaan Roma yang masih ada.
Orang-orang Germanik yang terdiri dari suku-suku Jute, Angle, dan Saxon lebih dikenal dengan nama suku-suku Anglo Saxon. Suku Jute mulamula berasal dari Jutland di Denmark Utara, tetapi sebagian kemudian pindah ke Frisia, daerah pantai Jerman Utara dan Belanda. Sedangkan suku-suku Angle dan Saxon berasal dari sebagian daerah pantai Denmark dan Jerman Utara di sekitar muara sungai Elbe. Meskipun suku-suku Anglo-Saxon mempunyai nama yang berbeda-beda mereka mempunyai kebudayaan, termasuk bahasanya yang hampir sama. Mereka menyembah dewa-dewa yang sama, antara lain Thor dan Woden. Mereka juga memiliki sastra lisan yang sama, misalnya tentang cerita Pahlawan Beowulf yang kisah seluruhnya berlangsung di Skandinavia. Kesusastraan lisan ini baru ratusan tahun kemudian dituliskan oleh para rokhaniwan Kristen.
Orang-orang Anglo-Saxon seperti halnya suku-suku Germanik lainnya kebanyakan hidup bertani, nelayan atau bajak laut. Tujuan utama penyerbuan ke Inggris adalah untuk mencari tanah-tanah pertanian yang subur. Kedatangan mereka dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang pertama dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata yang merupakan pelopor dan gelombang kedua dilakukan oleh petani-petani beserta keluarganya yang datang untuk menetap.
Karena suku-suku Anglo-Saxon masih tergolong berperadaban rendah, mereka enggan tinggal di kota-kota dan lebih suka tinggal dalam gubukgubuk kayu di perkampungan. Pada saat penyerbuan orang-orang AngloSaxon banyak bangunan peninggalan Roma dihancurkan dan sebagian hancur karena tidak terpelihara. Pada abad ke-6 penyerbuan suku-suku Anglo-Saxon ke Inggris mereda dan timbullah kelompok-kelompok tersebut kemudian menjadi kerajaan-kerajaan yang disebut Anglo-Saxon Heptarchy, yang berarti tujuh kerajaan. Nama-nama kerajaan tersebut antara lain Northumbia, Mercia, East Anglia, Kent, Essex, Sussex, dan Wessex.
Pada periode Inggris kuno penyebaran agama Kristen mempunyai pengaruh yang cukup penting dalam perkembangan sastra dan kebudayaan Inggris. Agama Kristen masuk di kalangan orang-orang Anglo-Saxon menjelang akhir abad ke-6 dari dua jurusan, yaitu dari Selatan dan dari Utara. Penyebaran agama Kristen dari jurusan Selatan diawali dengan pendaratan Augustinus dari Roma dengan 46 pengikutnya di daerah Kent, Inggris Selatan, tahun 597. Di daerah Kent Augustinus mendirikan tahta keuskupan agung di Canterbury sebagai pusat agama Kristen di Anglo-Saxon dan pangkal penyebaran agama Kristen ke seluruh negeri.
Sedangkan dari arah Utara penyebaran agama Kristen dimulai dari Skotlandia Barat dan kemudian masuk ke Northumbria pada tahun 635 melalui seorang misionaris bernama Aidan. Berkat penyebaran agama Kristen di Inggris oleh Gereja, ilmu pengetahuan agama maupun sekuler maju pesat di Northumbria. Di kerajaan tersebut terdapat seorang ilmuwan bernama Bede (673 – 735). Bede dikenal sebagai Bapak Sejarah Inggris karena ia mengarang Sejarah Kegerejaan Bangsa Inggris, yang ditulis dalam bahasa Latin dan yang mengisahkan riwayat penyebaran agama Kristen di seluruh Inggris. Di samping ilmu pengetahuan, kesusastraan dan kesenian juga berkembang karena pengaruh gereja. Kesusastraan Anglo-Saxon yang sebelumnya hanya berbentuk lisan mulai dituliskan oleh para rokhaniwan. Karya-karya sastra serta tulisan-tulisan baru dalam bahasa pribumi mulai banyak dihasilkan berkat pengaruh gereja.

B.     CIRI-CIRI KARYA SASTRA INGGRIS KUNO
Kesusastraan Inggris kuno dikenal juga dengan nama kesusastraan Anglo-saxon karena kesusastraan itu dibawa oleh suku-suku germanik dari negeri asalnya di daratan Eropa.[2]Disamping itu karya-karya sastra Anglo-Saxon dapat tersimpan dalam bentuk tulisan tersebut berkat biarawan-biarawan Kristen yang mengumpulkan serta menuliskan hasil-hasil kesusastraan tersebut.  Adapun kesusastraan Inggris kuno dibagi menjadi dua golongan yaitu prosa dan puisi.
1.      Prosa
Karya prosa bahasa Inggris diawali oleh  kode hukum Raja Aethelberht I dari Kent, yang ditulis dalam beberapa tahun kedatangan di Inggris (597) St Agustinus dari Canterbury. Selanjutnya, prosa pada abad ke-7th dan ke-8th Century, lebih menekankan aspek praktis dalam karakter. Menurut Cuthbert seorang biarawan di Jarrow, Bede pada saat kematiannya baru saja selesai menterjemahkanInjil  dari St. John, meskipun ini tidak berkelanjutan.[3] Dua saluran medis, Herbarium dan Medicina de quadrupedibus, sangat mungkin berasal dari abad ke-8.
 Awal Penterjemahan ke dalam bahasa Inggris paling awal tanggal prosa sastra dari akhir abad ke-9, ketika Raja Alfred ingin meningkatkan kemampuan dalam belajar bahasa Inggris.Alfred sendiri menerjemahkan The Pastoral St. Gregorius I the great, the Consolation of Philosophy of Boethius, the Soliloquies Santo Agustinus dari Hippo, and the the first 50 Psalms.[4]
Karya Sastra Prosa dari pertengahan sampai akhir abad ke-10 dikaitkan dengan Reformasi Benedictine, yakni sebuah gerakan untuk menegakkan ketertiban dan disiplin di biara yang dianggap telah tumbuh lemah.[5] Penulis terbesar dan paling produktif dari periode ini adalah muridnya Aelfric, seorang biarawan di Cerne dan kemudian kepala biara Eynsham, yang karya-karyanya meliputi tiga siklus 40 homili setiap (Katolik Homilies, 2 vol., Dan Kehidupan Orang Suci), serta homili tidak dalam siklus ini; tata bahasa Latin; sebuah risalah pada waktu dan sejarah alam; surat pastoral; dan beberapa terjemahanNya Latin disertakan dengan versi Inggris Kuno oleh glossarist anonim, memberikan sekilas fasci-nating ke Anglo-Saxon kelas monastik.[6]
Aelfric menulis dengan kejernihan dan keindahan yang menakjubkan, dengan menggunakan perangkat retoris sastra Latin sangat sering tanpa adanya kesombongan. Selain itu, Wulfstan, Uskup Agung York, menulis kode hukum, baik sipil dan gereja, dan sejumlah homili, termasuk Anglo iklan Sermo Lupi ( "Alamat Wulf untuk Inggris"), sebuah kecaman ganas moral waktunya. Untuk menilai dari jumlah naskah yang masih ada, dia dan Aelfric yang sangat populer.
Byrhtferth dari Ramsey menulis beberapa karya Latin dan Enchiridion itu, buku teks pada kalender terkenal karena gaya hiasan. Berbagai karya anonim, beberapa kualitas yang sangat tinggi, yang diproduksi pada periode ini, termasuk homili, kehidupan orang-orang kudus, dialog, dan terjemahan dari karya-karya seperti Injil.

2.      Puisi
Hampir semua puisi Inggris Kuno ditulis dalam satu meter, empat stres dengan sintaksis, atau penggalan antara tekanan kedua dan ketiga, dan dengan aliterasi yang menghubungkan kedua bagian baris. Pola ini kadang-kadang divariasikan dengan garis enam stres. puisi adalah rumusan yang menggambarkan pada seperangkat frase saham dan pola kalimat, menerapkan julukan standar untuk berbagai kelas karakter, dan menggambarkan pemandangan dengan gambar seperti berulang sebagai elang dan serigala, yang menunggu selama pertempuran untuk berpesta bangkai, dan es dan salju, yang muncul dalam lanskap untuk sinyal kesedihan. Dalam puisi terbaik formula tersebut, jauh dari membosankan, memberikan kesan kuat dari kekayaan budaya yang bisa digambarkan seorang penyair. perangkat standart lainnya puisi ini adalah kenning, nama kiasan untuk hal itu, biasanya dinyatakan dalam kata benda majemuk (misalnya, angsa-jalan yang digunakan untuk nama laut); dan variasi, mengulangi dari satu ide dalam kata-kata yang berbeda, dengan masing-masing pengulangan menambahkan tingkat baru makna. Bahwa teknik ayat ini berubah sedikit selama 400 tahun produksi sastra menunjukkan konservatisme ekstrim budaya Anglo-Saxon.[7]
Lebih dari separuh puisi Anglo-Saxon merupakan puisi keagamaan. Sebagian besar puisi ini merupakan terjemahan dan saduran dari kitab-kitab perjanjian lama dan baru, kisah orang-orang suci, dan sajak-sajak yang paling utama berasal dari daerah-daerah Northumbria dan Mercia dan diciptakan dalam abad ke-7 dan ke-8. Struktur puisi Inggris kuno berbeda puisi Inggris Kuno mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.       Unit matra terdiri dari satu baris, yang secara tetap berisi empat suku kata bertekanan keras, dan jumlah suku kata tidak bertekanan tidak menentu.
b.      Setiap baris dibagi menjadi dua bagian, masing-masing bagian dengan dua tekanan keras
c.       Dua atau tiga suku kata bertekanan pada setiap baris dimulai dengan bunyi konsonan yang sama yaitu, adanya aliterasi
d.      Sajak Puisi Inggis Kuno biasanya tidak memiliki rima.
Kebanyakan puisi Inggris Kuno yang dipelihara dalam empat naskah dari akhir abad ke-11 ke-10 dan awal. The Beowulf Manuskrip (British Library) mengandung Beowulf, Judith, dan tiga saluran prosa; Exeter Book (Katedral Exeter) adalah pertemuan berbagai  lirik, teka-teki, puisi didaktik, dan narasi agama; yang Junius Manuskrip (Bodleian Library, Oxford) juga disebut Caedmon Manuskrip.
Beowulf adalah salah satu karya sastra pada masa Inggris Kuno yang menceritakan pertempuran Beowulf, seorang pangeran dari Geats (sebuah suku di daerah yang sekarang selatan Swedia), melawan monster Grendel, ibu Grendel itu, dan naga bernafas api. Kumpulan catatan kegiatan berisi beberapa ayat bersifat sajak sedih terbaik dalam bahasa, dan, dengan menetapkan cerita yang luar biasa dengan latar belakang sejarah di mana kemenangan selalu bersifat sementara dan perselisihan selalu diperbaharui, penyair memberikan keseluruhan bersifat sajak sedih. Beowulf juga merupakan salah satu puisi agama terbaik, bukan hanya karena ayat-ayat eksplisit Kristen, tetapi juga karena musuh mengerikan Beowulf digambarkan sebagai musuh Allah dan Beowulf dirinya sebagai juara Allah. narasi heroik lainnya yang terpisah-pisah. The Battle of Finnsburh dan Waldere hanya cukup tetap untuk menunjukkan bahwa, ketika seluruh, mereka pasti cepat dan pengadukan. Beberapa puisi berurusan dengan sejarah Inggris dan pra-disajikan di Anglo-Saxon Chronicle,            yang paling penting adalah "The Battle of Brunanburh," sebuah pujian pada kesempatan kemenangan Raja Athelstan atas koalisi Viking dan Skotlandia di 937.But puisi sejarah terbaik adalah tidak dari Anglo-Saxon Chronicle.The Pertempuran Maldon, yang menggambarkanKekalahan dari Aldorman Byrhtnoth dan banyak pasukannya di tangan penjajah Viking di 991, menemukan kekalahan kesempatan untuk merayakan heroik, kontras penentuan banyak thanes Byrhtnoth untuk membalas kematiannya atau mati dalam upaya dengan sikap pengecut dari orang lain yang meninggalkan lapangan.

C.    TOKOH-TOKOH SASTRA INGGRIS KUNO
Dalam perkembangannya Sastra Inggris Kuno, terdapat banyak tokoh yang menjadi jembatan penyalur karya sastra pada masa tersebut. Tetapi, terdapat beberapa tokoh yang dapat dibilang terkenal karena karya-karyanya ada masa Inggris Kuno.
1.      Raja Alfred
Raja Alfred merupakan seorang raja yang terkenal pada eranya dikarenakan beliau adalah peletak batu pertama prosa Inggris dan kemudian diteruskan oleh Aelfric dan Wulfstan. Beliau merupakan seorang pelopor penerjemahan karya-karya mereka dari bahasa Latin ke bahasa Inggris diabad ke-9. Pada masa ini, raja Alfred memerintah West Saxon antara tahun 871 dan 906. Proses penerjemahan ini bertujuan untuk memulihkan kebudayaan bangsa Inggris yang hancur akibat serangan yang bertubi-tubi oleh bangsa Skandinavia. Buku yang pertama diterjemahkan adalah “Pastoral Care” karya Paus Gregorius. Kemudian Raja Alfred menterjemahkan “Eclesiastical History of English People” karangan Bede.
Raja Alfred juga meminta untuk mencatat kejadian penting yang terjadi dan catatan ini diteruskan hingga 200 tahun setelah Raja Alfred meninggal. Catatan ini disebut “Anglo-Saxons Chronicle” yang berupa prosa awal Inggris. Kemudian karya sastra “Universal History and Geography” karya Orosius dan “Consolation of Philosophy” karya Boethius.
2.      Aldhelm (650-709) 
Beliau adalah seorang sarjana lulusan sekolah Canterbury. Serta menurut sejarah, beliau merupakan murid dari Abbot Haderian yang merupakan seorang pendeta dari Afrika. Kemudian juga berguru kepada Theodore yang merupakan seorang pendeta Yunani. Di samping menulis prosa, Aldhelm juga dikenal sebagai seorang penyair dan banyak mengenal penyair-penyair Latin klasik serta kitab-kitab suci. Dalam tulisan-tulisannya baik prosa maupun puisi. Dalam penulisan karya sastranya, Aldhelm banyak menggunakan bahasa kiasan seperti permajasan, metafor, alusi, dan sebagainya.
Misalnya, the golden necklace of virtues, the white jewels of merit, the
purple flowers of modesty, the swanlike whiteness of old age, the opening of
the gate of dumb silence, the shining lamps of chastity in which the oil of modesty burns.
Contoh-contoh di atas merupakan bahasa metafor karena Aldhelm
membandingkan dua hal atau ide yang berbeda: kalung (necklace)
dibandingkan dengan kebajikan (virtues), mutiara (jewel) dengan kebaikan
(merit), bunga ungu (purple flowers) dengan kesederhanaan (modesty), warna
putih angsa (swan) dengan usia lanjut (old age), dan sebagainya.
3.      Venerable Bede (672-735)
Bede merupakan seorang penulis prosa yang berasa dari Northumbria. Bede merupakan seorang ahli teologi dan sejarah kristen terbaik pada zamannya, yang memiliki darah Angle. Namun, bede dibesarkan di Wearmouth Abbey dan kemudian menghabiskan masa remajanya di biara Jarrow. Bede dikenal banyak mempelajari warisan kebudayaan Eropa. Beliau merupakan seorang yang memiliki minat akan pengetahuan yang beraneka ragam.
Dalam hal karya sastra, terdapat sebuah karya utama yang merupakan sebuah risalat tentang mantra, ilmu pengetahuan kronologi abad Kristen yang ditulis berdasarkan studi astronomi, martyrologi, riwayat wali gereja di Wearwouth dan Jarrow, riwayat Saint Cuthbert, dan the Ecclesiastical History of Angles.
Kemudian, Bede  juga memiliki karya-karya yang menarik berupa sejarah dan biografi. Dari segi tulisan, konsepsi dan gaya tulisan Bede adalah impersonal, jelas, dan sederhana dan yang sangat menonjol adalah tingkat inteligensinya.
Karya Bede yang terbaik pada zamannya adalah Ecclesiastical History, dimana buku ini membahas tentang masalah konversi (perpindahan agama) dan persaingan kekuasaan antara Roma dan Irlandia yang akhirnya dimenangkan oleh gereja Roma. Dalam penulisannya, buku ini menggunakan sudut pandang agama pada masa kejayaan Julius Cesar serta pada tahun 731 yang merupakan tahun wafatnya Bede.
4.      Alcuin (730-804)
Beliau merupakan seorang prosais yang berasal dari Northumbria dan dibesarkan di York. Alcuin meninggalkan negaranya ketika peradaban kuno suku Angle akan punah karena penyerbuan orang-orang Danish (Denmark) yang memporakporandakan biara-biara dan pusat-pusat studi.
Sebagian besar karya-karya Alcuin ditujukan kepada Charlemagne
(Charles the Great), dengan nama samaran David atau membandingkan
Charlemagne dengan Homer, dan dirinya dengan nama samaran Flaceus
(Horace).
Karya-karya Alcuin banyak membahas tentang gramatika, retorik, dialektik, dan karya-karya lainnya berupa dialog atau catechism (mengajar atau menguji dengan banyak bertanya). Terkadang dialog terjadi antara siswa pemuda Saxon dan siswa pemuda Frank, dan antara Alcuin dan Charlemagne, atau antara Alcuin dan Pepin, putra sang Kaisar. Seringkali bentuk-bentuk pertanyaannya sangat mirip dengan teka-teki (riddles), suatu bukti selera suku Anglo-Saxon yang sangat kuat, dan jawaban-jawabannya hampir selalu dalam bentuk parafrase atau metafor.

D.    CONTOH KARYA SASTRA INGGRIS KUNO
Beowulf
Beowulf adalah seorang pahlawan diabad pertengahan yang kisahnya diketahui lewat sebuah puisi panjang. Puisi ini dijadikan puisi nasional bangsa Inggris untuk melestarikan budaya leluhurnya. Di Inggris, puisi ini juga diwajibkan dibaca murid-murid sekolah atas.
Puisi Beowulf mengisahkan perjalanan hidup seorang pahlawan mulai sejak dia masih muda sampai kematianya yang heroic. Meski ditulis dengan bahasa Inggris kuno, setting tempatnya berada didaerah Skandinavia, di sekitar Swiss dan Denmark. Penulis naskah puisi dalam bentuk manuskrip ini hinga sekarang tidak diketahui. Tapi pemilik pertama manuskrip Beowulf yang dikenal adalah seorang sastrawan bernama Laurence Nowell yang hidup di abad ke 16.
Meski disebut sebagai manuskrip asli, tapi banyak dari kalangan yang menyebut jika naskah tersebut bukanlah yang benar-benar asli.naskah pertama tersebut sebagian besar hancur karena kebakaran yang menimpa Cotton Library di Ashburnham House tahun 1731. Sebuah terjemahan juga pernah dibuat oleh sastrawan Islandia bernama Grimur Jonsson Thorkelin, tahun 1786, dan dipublikasikan pada tahun 1815 atas dukungan pemerintah Denmark.
Sejarah Beowulf dipercaya benar-benar terjaid sekitar abad 675 M. sementara manuskrip pertama ditulis sekitar abad 1000 M. dari perspektif  sejarah kisah ini diyakini diturunkan dari generasi ke generasi beriktnya secara lisan oleh para pengelana dan para penyair. Oleh karenanya beberapa alterasi dalam kisahnya tak pelak terjadi.
Perubahan pertama yang yang diyakini terjadi, mulai dilakukan saat para pendeta menulis kembali kisah Beowulf dengan sempalan idiom agamanya. Meskipun demikian, benang merah kisahnya tetap terjaga dan dilestarikan oleh siapa saja yang menuliskannya kembali.
Bahasa dari puisi tersebut mengunakan paduan west saxon dan dialek Anglian dari bahasa Inggris kuno seperti kebanyakan puisi lainnya dari decade tersebut. Panjangnya pusis ini tentu sangat mengundang rasa penasaran orang tentang isi didalamnya. Belum lagi fakta yang menyebutkan bahwa meski berbentuk puisi, isi didalamnya sama sekali tidak memiliki rhyme dan tak berjudul pada mulanya.
Selama lebih dari seratus tahun,studi tentang puisi Beowulf lebih ditekankan pada pembelajaran tentang sejarah  suku-suku bangsa Jerman dan pembelajaran nahasa masa lampau. Namun tahun 1963, pengarang ynag kita kenal dengan karya monumentalnya The Lord Of the Rings, J.R.R.Tolkien, mengubah sudut pandang pembelajaran puisi tersebut menajdi lebih pada sisi literaturnya sejak ia menerbitkan buku berjudul Beowulf : The Monster and the Critics. Tolkien bahkan mengakui jika novel TLOR karyanya tersebut, banyak dipengaruhi oleh kisah dalam puisi Beowulf.
Sebagai satu-satunya puisi heroic jaman peninggalan bangsa anglo-saxon yang tersisa, puisi Beowulf dinobatkan  sebagai salah satu budaya peninggalan bangsa Inggris yang berharga. Sebuah penggalian situs kuno pada tahun 1939 kemudian menemukan bukti yang menguatkan legenda Beowulf. Sisa-sisa bangkai kapal, pedang, helm, perisai, harpa dan barang-barang mewah lainnya ditemukan pada situs yang diyakini  sebagai tempat peristirahatan terakir Beowulf.

    

BAB 3
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Leubering, J. E. 2011. English Literature from the Old English Period Through the Renaissance. New York: Britannica Educational Publishing
Fulk, R. D dan Cain, Christopher M. A History of English Literature. United Kingdom: TJ International.
Suharno. Introduction to English Literature.
Wikipedia Bahasa Indonesia. 2015. Sastra Inggris Kuno. 10 Februari 2017. https://id.wikipedia.org/wiki/Sastra_Inggris_Kuno
Qadri, Naufal. 2014. Sastra Inggris Kuno. 10 Februari 2017. http://naufalqadri.blogspot.co.id/2014/05/sastra-inggris-kuno_3.html
Sejarah Singkat Kesusateraan Inggris Kuno. 10 Februari 2017. http://bahenju.blogspot.co.id/2009/04/sejarah-singkat-kesusateraan-inggris.html




[1] Bbingline English,10 Januari 2017, Sejarah Bahasa Inggris dan Perkembangannya sehingga menjadi bahasa internasional, hlm.3
[2] Dr. Suharno, M.Ed, Periode Inggris Kuno (Old English) dan Pertengahan (Middle English), Semarang,1981,hlm. 46
[3] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen Educational Publishing,2011, hlm. 29
[4] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen Educational Publishing,2011, hlm. 31
[5]J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen Educational Publishing,2011, hlm. 32
[6] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen Educational Publishing,2011, hlm. 32
[7] J.E. Luebering, (The Britannica Guide to World Literature) English Literature from the Old English Period Through the Renaissance, New York, Rosen Educational Publishing,2011, hlm. 24



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Relawan / Volunteer LP2M (01) : Ada Apa dengan LP2M?

 Ada Apa dengan LP2M?   Setiap kampus memiliki lembaga naungan yang khusus menindak lanjuti masalah pengabdian kepada mas...